Investasi Reksa Dana Pasar Uang ini mulanya dari kehabisan duit. Saat itu masih single. Saya merasa, ini duit kok hanya numpang lewat saja. Di kantong habis. Rekening ludes.
Saya akhirnya mencari literasi tentang pengelolaan keuangan. Bukan uang yang habis itu dikelola. Bukan. Tetapi ketika ada duit. Banyak sekali informasi yang menarik. Di linimasa internet.
Di sana, saya mendapatkan semacam ‘jurus jitu’ agar kantong tidak mudah jebol. Atau setidaknya bagaimana meminimalisasi pengeluaran. Atau informasi paling mutakhir saya dapatkan adalah pemisahan rekening. Idealnya ada tiga. Pertama, rekening kebutuhan sehari-hari; kedua, rekening dana darurat; ketiga, tabungan.
Saya memiliki tiga rekening. Semuanya tabungan. Kesatu paling aktif. Kedua antara hidup dan mati. Ketiga mati suri.
Informasi itu tidak begitu meyakinkan saya sebelumnya. Saya ingin bagaimana uang bisa berkembang. Beranak-pinak—melimpah ruah. Pikiran saya melayang-layang.
Saya akhirnya menemukan satu informasi mengenai investasi. Investasi dapat ‘mengembangkan’ uang meskipun kita sedang tidur. Dapat juga mengurangi nominalnya.
Investasi itu adalah reksa dana. Pada usia 30 tahun saya baru mengetahui nama reksa dana dan jenis-jenisnya. Betapa lambatnya informasi investasi reksa dana ↗ ini saya dapatkan.
Berhari-hari memandangi layar handphone untuk mencari informasi mengenai reksa dana. Menunggu sidang pun kadang membacanya.
Daftar Isi
Investasi Reksa Dana Pasar Uang hingga Saham
Apa itu Reksa Dana?
Akhirnya saya menemukan bahwa ada empat jenis reksa dana. Sebelum ke sana, sebaiknya mengetahui dulu apa itu reksa dana.
Pengertian Reksa Dana dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 1 ayat (27) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Menurut Pasal tersebut, Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Beberapa unsur di dalamnya, pertama ada dana yang bersumber dari masyarakat atau pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam bentuk portofolio. Ketiga, dana itu dikelola oleh manajer investasi.
Jenis-jenis Reksa Dana
Empat jenis Reksa Dana tersebut saya kutip dari Bursa Efek Indonesia ↗ sebagai berikut:
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksa Dana Pasar Uang merupakan investasi pada instrumen pasar uang seratus persen. Jenis investasi ini dilakukan pada efek bersifat utang. Dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Misalnya deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Reksa Dana Pasar Uang ini sependek pengetahuan dan pengalaman saya, memiliki risiko paling kecil di banding jenis lain.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Fixed Income Funds ini merupakan investasi yang dilakukan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Pendapatan tetap ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds)
Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Mengapa demikian, karena investasinya dilakukan pada saham. Maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)
Reksa Dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.
Masing-masing jenis reksa dana di atas memiliki risiko yang sebanding dengan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan didapat, semakin tinggi juga risiko yang dihadapi. Mengenai itu, karena Reksa Dana Pasar Uang memiliki risiko paling kecil, saya mencobanya.
Untuk tips, dan cara memulainya, saya akan tulis pada episode berikutnya.
Memulai Investasi Reksa Dana Pasar Uang
Awal mencoba di salah satu aplikasi marketplace populer di Indonesia. Saya memilihnya karena sudah lama mengenal aplikasi itu. Sering belanja online di sana. Isi pulsa hingga bayar air, saya lakukan di sana. Pada aplikasi lain, saya akan tulis berikutnya.
Saya mengingatkan kembali, ini kali pertama saya berinvestasi. Jadi ilmu-ilmu, strategi, dan motivasi masih minim. Pikiran masih ke mana-mana. Awalnya memang masih ragu. Namun keraguan hilang, karena saya ‘nanam’ duit di aplikasi yang sudah dikenal sebelumnya. Saya mencobanya dengan nominal Rp10.000. Sekali lagi, sepuluh ribu rupiah. Nominal yang besar, bukan?
Saya berpikir, jika investasi itu tidak benar, maka kerugian yang dialami kecil. Selanjutnya berhari-hari, investasinya hijau. Kode hijau artinya untung. Kode merah artinya rugi.
Untungnya sedikit, karena nilai investasinya hanya sepuluh ribu. Karena hijau, saya menambah nilai investasi pada Reksa Dana Pasar Uang itu 10 kali lipat.
Melanjutkan Investasi ke Reksa Dana Pendapatan Tetap
Kali pertama saya membaca Reksa Dana Pendapatan Tetap ini, mengira bahwa pendapatan tetap. Tidak kurang tidak lebih. Ternyata saya salah.
Saya sudah sampaikan di atas bahwa, keuntungan dan risiko paling kecil itu adalah jenis Reksa Dana Pasar Uang. Itulah alasan saya menambah informasi mengenai Reksa Dana Pendapatan Tetap. Saya sudah cukup yakin, dengan nominal investasi di Reksa Dana Pasar Uang, keuntungan ada. Kecil memang.
Sebelum saya melanjutkan ke Reksa Dana Pendapatan Tetap, mencoba untuk menjual Reksa Dana Pasar Uang. Saya hanya ingin meyakinkan diri sendiri, apakah menjual semudah membeli. Ternyata mudah. Hasil penjualan masuk ke rekening saya yang sudah ditetapkan sejak pendaftaran.
Saya kemudian membangun strategi. Memberanikan diri ‘terjun’ ke Reksa Dana Pendapatan Tetap, yang risiko sedang. Sebagai pemula, ini langkah yang cukup berani. Apalagi tidak ada mentor investasi. Hanya mengandalkan informasi via internet.
Beberapa bulan dana mengendap di Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap. Keduanya mengalami kemajuan. Hijau. Meskipun demikian, saya simpan.
Reksa Dana Saham
Ini jenis investasi yang menurut saya berisiko tinggi. Saya menaruh dana saya di Reksa Dana ini. Dari tiga Reksa Dana itu, hanya Reksa Dana Saham yang membara. Minusnya mengkhawatirkan. Saya mengalami tekanan batin, ketika melihat portofolio pada Reksa Dana Saham ini memerah. Selama berhari-hari. Bahkan berminggu-minggu. Saya terus memikirkannya. Maklum masih pemula.
Sampai akhirnya saya menemukan satu video di Youtube. Menonton dan mencermatinya. Kira-kira begini: “Saham lebih baik ketimbang Reksa Dana Saham.”
Saya ilustrasikan begini, kalau Anda suka es krim rasa durian, mengapa Anda tidak berpikir untuk makan durian saja? Bukankah itu lebih nikmat? Kira-kira begitu.
Setelah menonton dan mencermati video tersebut, saya kemudian mempelajari investasi saham. Bukan Reksa Dana Saham. Mengenai saham ini, saya akan cerita selanjutnya.
Mengubah Minset: Investasi sama dengan Menabung
Saya melupakan Reksa Dana Saham yang memerah itu. Biarkan saja. Bahkan saya kembali menaikkan nominalnya.
Sejak mengenal Reksa Dana, cara berpikir saya berubah. Sebelumnya, jangankan investasi, menabung saja tidak. Karena portofolio hijau, akhirnya terus menambah. Dengan kata lain menabung. Menabung dan biarkan.
Dari mengenal investasi itu juga, akhirnya saya menetapkan satu langkah maju dalam kehidupan. Menyisipkan sekian persen pendapatan untuk investasi.
Saya sudah menganggap bahwa investasi yang dilakukan itu adalah menabung. Dengan kata lain, ‘menabung reksa dana’. Setiap saat bisa mengontrolnya melalui handphone. Ini yang membuat nyaman berinvestasi, karena terjamin keamanannya. Risikonya tanggung sendiri.
Investasi Reksa Dana Membantu Saya Menikah
Bertahun-tahun saya menabung melalui Reksa Dana. Saya tidak mempunyai tujuan tertentu selain untuk menabung. Banyak orang ketika investasi atau menabung, ada tujuan dan target. Setelah pelan-pelan melakukannya, akhirnya membantu saya untuk menikah ↗.
Awalnya hanya coba-coba untuk investasi. Ketagihan. Melakukan secara konstan dan konsisten. Pada akhirnya, ternyata, investasi ini sangat bermanfaat.
Oh, ya, saya menyarankan terutama bagi Anda yang sama sekali belum pernah investasi Reksa Dana. Kenali risikonya. Pelajari baik-baik caranya. Anda juga harus mengetahui uang diinvestasikan jenis produk apa. Siapa yang mengelolanya.
Satu lagi, tetapkan tujuan Anda.
Demikian. Semoga bermanfaat.