Lompat ke konten

Novel: Di Balik Senja

Bacaan 2 menit

Di Balik Senja ini adalah novel kedua dari dwilogi Gunung Sojol. Novel pertama Di Balik Kabut Gunung Sojol.

Novel ini menceritakan bahwa lima anak muda yang senang bertualang di alam bebas. Adalah Ahmad, Leo, Dino, Anto, dan Icank. Bertarung nasib di Gunung Sojol, untuk mencapai misi nomor satu dan misi nomor dua.

Di sana, mereka menemui hutan yang hampir punah. Pun, berjumpa monyet-monyet andalan Sulawesi, yang setiap saat bermigrasi dari tempat satu ke tempat yang lain, akibat ulah manusia yang merusak hutan.

Hari itu, masih di bulan Oktober 2010, matahari tak juga tampak di pelopak mata. Begitu jauh dari jangkauan indra penglihat bagi lima tubuh anak muda, yang sudah kekurangan lemak itu. Mereka menantikan sang matahari yang saban hari dapat menyengat tubuh yang tandus.

Merindukan sinar matahari, sang pengering bagi objek yang basah. Matahari yang selalu dikelilingi bumi dalam rotasinya. Matahari yang selalu menyemburkan cahayanya menerjang aspal hingga mendidih. Namun, penantian itu, tampak dipermainkan oleh gumpalan-gumpalan awan tebal, dan kabut.

Suatu waktu, mereka menjumpai pelangi menari-nari di balik senja itu. Selama berhari-hari, pelangi tertidur pulas—tak tampak sama sekali. Ketika rindu kelima anak muda itu memuncak akan hadirnya, kini ia hadir begitu anggun di depan mata. Meskipun sama-sama ciptaan Tuhan, namun tampaknya senja itu mencerca seluruh gumpalan kabut yang dahulu selalu menghalanginya.

Di Balik Senja: Menerjang Badai Angin dan Hujan

Saat detik-detik mencapai tanah tertinggi itu, Dino merasa tak sanggup. Ia berjalan terengah-engah. Jalur-jalur yang dilalui begitu terjal—berjalan merangkak seperti cecak. Ia terjatuh. Terpongah. Dan, memelotot mata.

Namun, ia tak menyerah begitu saja. Dengan tubuhnya yang agak besar—mentalnya berkobar-kobar ibarat bendera di tiang tertinggi tertiup angin. Ia paksa tubuhnya untuk terus merangkak naik.

Begitu pun dengan keempat kawan-kawannya. Keempatnya, sudah tampak kelelahan. Di tanah tertinggi itu, pohon-pohon tampak begitu kecil-kecil. Oksigen semakin berkurang. Suhu begitu dingin. Napas terasa sesak. Ingin berlama-lama di suhu yang dingin, adalah tindakan konyol.

Novel ini menceritakan tentang kegigihan anak muda, untuk mencapai sesuatu. Meskipun duet badai hujan dan angin selalu menerpa setiap harinya. Walaupun secara fisik sudah tak mampu untuk meneruskan perjalanan. Kendatipun lutut Ahmad sedikit keseleo. Dan, di tengah perjalanan menemukan sesuatu yang ‘aneh’. Hingga dingin, kabut, binatang buas, selalu mengancam, mental mereka selalu hadir dalam setiap jejak langkah di tanah Sojol itu.

Dapatkah mereka mencapai misi nomor satu dan misi nomor dua tersebut?

Jika ingin membeli buku ini, Anda bisa memesannya di Ebooks.gramedia.com.

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version